Bagaimana Mengaktifkan Iman?
Iman adalah dasar. Iman adalah bukti. Imanlah yang menguatkan. Kita hidup oleh iman. Banyaklah definisi tentang iman. Tetapi, bagaimana mengaktifkan iman?
- Dengarkan Firman Tuhan
- Pertobatan adalah Syarat Mutlak Aktivasi Iman
- Iman pada hakikatnya adalah Tindakan
Ayat Alkitab Roma 10:17 dengan jelas menyebutkan ” Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus” Manalah mungkin iman menjadi aktif jika kita tidak mendengarkan Firman.
Firman Tuhan menjadi hal paling pokok dalam urusan aktivasi iman. Firman Tuhan yang kita dapat melalui pembacaan alkitab, Firman yang disampaikan pada saat kotbah, ataupun Firman nubuatan.
Jadi, menjadi sulit untuk mengaktifkan iman kita, namun kesehariannya kita hidup tanpa Firman, atau kita hidup hanya berdasarkan pengetahuan, pengalaman, apalagi kata orang, dan yang belakangan sedang ngetren, hidup berdasarkan apa kata aplikasi ramal 🙂
Jelas ya, iman hanya timbul (muncul / aktif) melalui pendengaran Firman Tuhan.
Yang kedua, adalah pertobatan. Bukankah kita tahu bahwa yang menghalangi hubungan kita dengan Tuhan adalah setiap pelanggaran-pelanggaran. Iman menjadi tidak bisa bekerja ketika kita ada di dalam dosa.
Di dalam suatu pandangan, seorang penulis mendefinisikan pertobatan itu berurusan dengan yang ada di dalam (inner). Bertobatlah adalah kata yang disampaikan langsung oleh Tuhan Yesus seperti tertulis pada Matius 4:17
Sejak waktu itulah Yesus memberitakan: “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!”
Selanjutnya, bagaimana mengaktifkan iman adalah dengan bertindak. Iman menjadi hidup ketika kita mengambil tindakan. Kita melangkah, kita benar-benar berbuat. Tanpa tindakan, iman adalah mati. (Yakobus 2:14)
Ketika kita mendengar Firman, lalu muncullah iman, selanjutnya HARUS, kembali ditekankan HARUS, bertindak.
Tindakan itulah yang membuat iman menjadi nyata. Semisal kita mengimani Allah itu kasih, tentulah tindakan kita untuk mengasihi sesama merupakan BUKTI iman kita.
—
Kamu ingin menjangkau banyak orang melalui tulisan, kirimkan artikel, berita, atau kesaksian kamu ke tuaiansekarang (at) gmail.com
—