Khotbah Keuangan yang Merdeka Menurut Alkitab

Khotbah tentang keuangan merdeka membantu kita untuk mengelola si mamon ini dengan benar sesuai ajaran Alkitab.

Setiap kita menginginkan keuangan yang merdeka, bukan? Sebenarnya, apa sih yang diajarkan oleh Alkitab agar kita mencapai kemerdekaan dalam urusan mamon ini? Ikuti pemaparannya.

Untuk memahami prinsip-prinsip Alkitab tentang keuangan, kita harus mendasarinya dengan pengenalan akan Tuhan. Pengenalan akan Tuhan akan membantu kita memahami urusan mamon ini.

Dalam urusan keuangan, ada yang memang bagian Tuhan (God’s Part) dan ada yang menjadi bagian kita. Kita ketahui, pahami, dan imani (to know, to understand, to have faith).

Peran Tuhan dalam Keuangan yang Merdeka

Tuhan tentu menjadi porsi utama dalam segala hal, termasuk keuangan. Ayat-ayat berikut dapat membantu kita memahaminya:

1.Tuhan adalah pemilik segalanya

Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya (Mazmur 24:1)

Ya TUHAN, punya-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemasyhuran dan keagungan, ya, segala-galanya yang ada di langit dan di bumi! Ya TUHAN, punya-Mulah kerajaan dan Engkau yang tertinggi itu melebihi segala-galanya x sebagai kepala. (1 Tawarikh 29:11)

Sesungguhnya, TUHAN, Allahmulah yang empunya langit, bahkan langit yang mengatasi segala langit, dan bumi dengan segala isinya . (Ulangan 10:14)

Sebagai anak Tuhan tentu kita percaya bahwa semua adalah milik Tuhan dan Dia yang mentransfer kepemilikanNya kepada siapapun. Karena apapun yang kita miliki tidak akan pernah bisa kita bawa pada saat kita pergi dari dunia ini.

Pengenalan akan kepemilikan Tuhan sangat bertolak belakang dengan apa yang diajarkan oleh dunia. Dunia mengajarkan bahwa kita adalah pemilik dari materi / benda kita.

Tetapi, saat kita mengerti dan beriman bahwa Tuhan adalah pemilik segalanya, termasuk pasangan hidup kita (suami/istri), dan anak kita, barulah kita bisa membuka hati kepada Tuhan Yesus sebagai tuan dalam mengelola finansial (uang) dan apapun yang kita miliki.

2. Semua ada dalam kendali Tuhan

Apapun yang sedang kita alami, dalam keadaan baik dan buruk, tetap kita harus percaya bahwa Tuhan yang memegang kendali.

Supaya orang tahu dari terbitnya matahari sampai terbenamnya, bahwa tidak ada yang lain di luar Aku. Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain, yang menjadikan terang dan menciptakan gelap, yang menjadikan nasib mujur dan menciptakan nasib malang; Akulah TUHAN yang membuat semuanya ini. (Yesaya 45:6-7)

Kita harus yakin dan memiliki damai sejahtera bahwa Tuhan tetap bekerja di dalam segala hal untuk mendatangkan kebaikan bagi semua yang mengasihi Dia (Roma 8:28). Walaupun, kita mengalami keadaan yang sulit, tetapi itu semua tetap dalam kendali Tuhan.

3. Tuhan adalah penyedia segala kebutuhan kita

Tuhan adalah pemilik alam semesta. Tuhan bagi bangsa-bangsa, dan Tuhan bagi keluarga dan individu. Tuhan yang sama bisa memberi makan 5000 orang hanya dengan lima roti dan dua ikan. Tuhan yang sama juga memelihara bangsa Israel selama 40 tahun di padang gurun. Tuhan yang memelihara Elia dengan roti di pagi hari dan daging di malam hari (1 Raja-raja 17:6)

Tuhan adalah Tuhan yang sangat bisa diandalkan tetapi juga sulit untuk diterka. Kita sangat bisa mengandalkan kesetiaan Tuhan, bahwa dia akan menyediakan. Tetapi di sisi lain, kita tidak bisa memahami cara Tuhan menyediakannya.

Oleh karena itu, sangatlah penting untuk kita tetap percaya dan berharap kepada Tuhan yang benar.

Tuhan Allah yang mengaruniakan Yesus Kristus, anaknya yang tunggal untuk menebus dosa kita. Jangan sampai kita berharap kepada yang lain yang tidak memiliki karakter dan janji yang jelas seperti Tuhan kita.

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. (Yohanes 3:16) 

Terlebih dari prinsip di atas, kita juga harus percaya bahwa Tuhan adalah Bapa yang Baik, yang merencanakan semuanya untuk kebaikan.

Bapa yang penuh kasih, Bapa yan rela mengaruniakan AnakNya yang tinggal untuk menebus dosa kita.

Pertanyaan renungan:

  • Apakah sikap hati dan mindset kita sudah benar terhadap apa yang kita miliki?
  • Apakah kita benar-benar mengakui bahwa Tuhan adalah pemilik segalanya dan percaya bahwa semua ada dalam kendali Tuhan?
  • Tuhan Yesus pun mengalami kesulitan dan badai dalam hidupNya.
    Mengapa Tuhan mengizinkan ada kesulitan atau badai?

Setelah kita memahami peranan Tuhan dalam keuangan yang merdeka, saatnya kita pelajari apa yang harus kita lakukan.