Pokoknya gw, lu mau apa?
Egois lu! Demikian kita mengungkapkan sifat yang tidak kita suka ketika melihat seseorang mementingkan dirinya sendiri. Egois itu berpusat kepada dirinya sendiri. Pokoknya gw!
Egois ini bisa membuat kita menjadi tidak toleran dengan orang lain – bahkan ketika pandangan kita berbeda dengan oranga lain, kita merasa paling benar. Alhasil, wajar saja jika kita terlalu sering mementingkan diri sendiri, lingkungan sekitar kita tidak pedulikan.
Matius 18:15 mengajarkan, “Jika saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu, engkau telah mendapatkannya kembali.”
Ketika menghadapi perbedaan, egoisme, bahkan dosa seseorang, kita berkewajiban untuk menegornya langsung – berdua saja. Tidak diperbincangkan ke orang lain apalagi sampai memberikan pengumuman. Terkadang, sifat egois kita mengarahkan kita untuk menyebarkan keburukan orang lain alih-alih menunjukkan betapa pentingnya pandangan (sikap) kita.
Kita seolah terlihat seperti orang yang benar, yaitu ketika kita menyebarkan kabar buruk tentang seseorang. Ingat: jika kita harus memberikan tegoran, lakukanlah itu di bawah empat mata.
Ayat ini sungguh mengajarkan kita untuk menjaga kedamaian, menyelamatkan teman atau saudara kita. Menegur bisa saja menjadi bukti kasih sayang kita kepada mereka.